Tragedi Perang Sampit (Suku Dayak dan Madura)

1. Sejarah Perang Sampit


Dayak vs Madura  (kerusuhan sampit) tragedi yang terjadi pada tahun Februari 2001 merupakan tragedi terparah sepanjang pertikaian antar etnis di Indonesia. Tragedi ini berawal dari kasus pencurian ayam, kasus perkelahian remaja antar etnis, dan kasus kesenjangan sosial.Namun dari berbagai pendapat itu, bisa disimpulkan bahwa tragedi kerusuhan sampit ini sebenarnya berawal dari masalah kecil yang tidak bisa diselesaikan secara kekeluargaan atau jalur hukum yang ada tanpa harus mengorbankan ratusan bahkan ribuan nyawa.Masalah-masah sepele itu terjadi berulang-ulang dan tanpa penyelesaian yang maksimal, sehingga menimbulkan suasana yang rentan akan konflik yang lebih besar.


2. Hak Yang Dilanggar


1.Hak Hidup - Contoh kasusTujuh orang tewas saat warga Madura menguasai Sampit. Bahkan, seorang ibu muda hamil tujuh bulan ikut dibunuh dengan dirobek perutnya “Itu fakta,” kata Bambang Sakti, tokoh muda Dayak asal Sungai Samba. Situasi itu membuat Sampit Minggu malam mencekam.


2.Hak memperoleh kebahagiaan - Contoh kasusGadis Dayak digodai dan diperkosa, terhadap kejadian itu diadakan penyelesaian dengan mengadakan perdamaian menurut hukum adat. 


3. Penyebab Perang Sampit


Alasan yang saya ketahui saat ini adalah karena konflik sara. Tentu perbedaan budaya yang mendasari konflik di daerah sampit dan Madura. Tapi  Seharusnya keberagaman dan perbedaan Indonesia harus di jaga agar dengan adanya perbedaan dalam kebudayaan membuat Indonesia semakin kaya dan  sesuai dengan semboyan Negara Indonesia yaitu Binneka Tunggal Ika (berbeda tetapi satu tujuan). Selain karena faktor perbedaan budaya, faktor lain yang menyebabkan konflik di Sampit adalah sengketa lahan antara suku Dayak dan suku Madura. 


4. Penyelesaian 
  1.  Memberikan Toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan yang   berbeda dengan   kebudayaan kita.
  2.  Menghargai suku,agama,dan ras yang berbeda. 
  3.  Jika permasalahnnya karena miss communication bisa dengan mengadakan mediasi antar kepala suku atau kepala daerah yang ada di daerah sampit.
  4. Pemerintah harus lebih telaten dalam mengurusi masalah-masalah yang ada di sudut-sudut negara, jangan hanya terpaku pada ibu kota saja 
  5. Pemerintah harus lebih peka dan adil dalam pembuatan peraturan-peraturan agar tidak ada yang merasa di anak tirikan dan merasa tidak di perdulikan oleh pemerintah.
  6.  Perbaikan pada manajemen konflik agar mampu mengurangi konflik yang     terjadi antara kelompok minoritas dengan minoritas maupun antara kelompok minoritas dengan mayoritas. Misalnya di adakan manajemen konflik pada suku dayak dan suku Madura yang merupakan kelompok mayoritas, sehingga suku dayak tidak merasa di diskriminasikan. 
  7.  Diadakannya pendidikan multikultural sebagai pengembangan pola positif masyarakat pada masyarakat Sampit dan Madura.
  8.  Mengenali dan mencintai budaya lain dengan pengenalan budaya seperti misalnya suku Madura di pertunjukan tari-tarian suku dayak agar kedua suku tersebut bisa memiliki simpati satu sama lain.

Semoga bermanfaat dan membantu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makanan dan Jajanan khas Tuban

Puisi untuk BUMI

Cara Membuat Nasi Goreng dan Sejarahnya